Revolusi PSSI Harga Mati, Gerakan Suporter Dimulai di Tanah Pahlawan

Revolusi PSSI Harga Mati, Gerakan Suporter Dimulai di Tanah Pahlawan

Bonek Mania, suporter Persebaya Surabaya tak mampu menahan bendungan gemasnya kepada kinerja induk Sepak Bola Nasional, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Setelah Lliga 1 kembali digelar di tengah pandemi dengan berbagai mekanisme agar tetap berjalan dengan sehat, pertandingan demi pertandingan disuguhkan.
Memasuki seri ke tiga, pertandingan yang semula bakal digelar di Jawa Timur itu diubah haluannya kembali ke Jawa Tengah, venue perhelatan liga di seri ke dua.
Alasan keamanan menjadi salah satu pertimbangan pertandingan di gelar di Jawa Timur.
Beberapa pertandingan yang sudah berjalan, tak lepas dari kontroversi keputusan sang pengadil lapangan hijau.

Di laga Persebaya melawan Persela di pekan ke delapan misalnya, adalah salah satu pemantik reaksi Bonek.
Bukan hanya Bonek, bahkan pecinta sepak bola nasional juga dibuat geleng-geleng kepala akibat keputusan kontroversi Musthofa Umarella, wasit pemimpin pertandingan tersebut.
Sepakan Jose Wilkson yang tampak melewati garis sebelum berhasil ditepis penjaga gawang Persela, Dwi Kuswanto tak dicall wasit.
Justeru, serangan balik Persela membuat petaka, lantaran aksi solo Ivan Carlos mengoyak jala Persebaya.

Padahal, striker Persela tersebut berdiri di belakang garis pertahanan Persebaya, offside.

Ironinya, gol itu disahkan pengadil pertandingan, Musthofa Umarella.
Bukan hanya soal Persebaya, Bonek kembali mencermati kinerja wasit yang memimpin laga Persib melawan Persija di pekan ke 12 liga 1.

Sepakan tendangan bebas Marc Klok tak dianggap gol oleh Aprisman, wasit pemimpin pertandingan tersebut.
Alhasil, Persib gagal bangkit mengejar ketertinggalan satu gol yang dicetak Marko Simic hingga akhir laga.

Belum tuntas soal kinerja wasit, Andi Peci, kooridnator Bonek AB1927 juga menyoroti langkah komite wasit dan komisi disiplin PSSI.
Pada kasus Musthofa Umarella misalnya, yang semula dikabarkan dihukum larangan memimpin di pertandingan liga 1, malah tampak menjadi wasit cadangan saat laga Arema melawan Barito Putera.
“Umarella dihukum, jarene PSSI. Tapi malah ketok nak pinggir lapangan maneh. (Umarella dihukum kata PSSI. Tapi malah terlihat kembali di pinggir lapangan),” kata Peci.
Andi Peci menegaskan jika revolusi PSSI adalah harga mati.
Sebab, menurut Peci, banyak sengkarut sepak bola Indonesia akibat dari kinerja buruk PSSI.

“Ini titik awal revolusi PSSI. Untuk semua suporter di Indonesia. Perjuangan melawan mafia sepak bola dimulai dari tanah pahlawan,” tandasnya.

The post Revolusi PSSI Harga Mati, Gerakan Suporter Dimulai di Tanah Pahlawan appeared first on BacaSaja.



from BacaSaja https://ift.tt/3nO6J26
via IFTTT

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama